Awal Baru, Cerita Baru: Sebuah Upaya Melepas Kemelekatan

     


    Hai bund ini adalah tulisan pembuka blog dengan identitas baru. Tepat 8 tahun yang lalu, di bulan kemerdekaan tahun 2017 saat di Makassar saya membuat blog dengan nama bundanisa.com. Kenapa nama itu yang saya pilih? karena memang saya sedang menjalani peran baru sebagai ibu beranak satu. Nisa adalah anak saya yang pertama yang banyak memberikan pelajaran hidup pada ibu baru seperti saya kala itu. Nama Bundanisa menjadi identitas baru untuk saya karena tetangga disana juga selalu memanggil saya dengan Bunda Nisa atau Mama Nisa, jarang sekali yang memanggil saya dengan nama asli. 

    Kini anak kami Alhamdulillah sudah tiga. Banyak yang saya rasakan, Banyak yang saya pikirkan. Terkadang anak saya saling berebutan : " ini mamaku" kata Kakak, lalu adiknya menyahut: "ini mamaku, mama mas radhika saja!', lalu si kecil yang masih 2 tahun ikut merengek dan langsung memeluk saya seolah ingin menyatakan ini juga mamaku. 

    Terkadang saat menjadi ibu kita kehilangan jati diri kita sebelumnya. Dari mulai hal yang sederhana, nama diri kita sendiri digantikan dengan nama anak anak kita. Tak jarang kita temukan di masyarakat banyak yang ikut arisan dengan nama anak-anaknya, menamai piring atau perabot dengan nama anak anak kita atau bahkan nama kita melebur ke nama suami; Bu Agus, Bu Imam, Bu Priyo, Bu Eko dan lain lain. Ya memang begitulah, kita perempuan, kita istri, kita ibu, melebur dalam identitas anak dan suami. Pun mimpi mimpi kita terkadang harus kita relakan melebur juga atas nama pengorbanan untuk keluarga. Apakah itu salah? tentu tidak! karena hidup adalah serangkaian pilihan. Memilih untuk menekan ego untuk mengesampingkan mimpi demi keluarga, juga merupakan ibadah jika kita niatkan karena mencari keridhoan Allah dan suami. 

    Menjadi ibu terkadang membuat kita melupakan diri sendiri. Urusan mandi nanti saja kalau semua sudah mandi sarapan dan membersihkan rumah, akhirnya tak jarang melewati pagi tanpa mandi. Biarkan anak anak makan semua dulu, kita yang terakhir, alhasil si Ibu kena maag.


Flamingo dan warnanya



    Teringat sebuah fakta terkait dengan burung Flamingo. Flamingo kehilangan warna pink cantiknya karena proses menyusui dan membesarkan anak. Mereka berubah menjadi berwarna putih bahkan abu abu, namun ketika anaknya sudah mulai mandiri, warna pink cantik Flamingo akan kembali. Kita semua, para ibu adalah flamingo itu, ada saatnya sekarang kita berlelah lelah hamil, menyusui, dan membesarkan anak anak mungil kita. Namun percayalah, nanti akan tiba saatnya kita bersinar kembali seperti semula atau bahkan lebih berwarna dan bersinar dari sebelumnya. 

    Rasa sayang kepada suami dan anak serta pengorbanan kita pun tak jarang menimbulkan sebuah rasa kemelekatan pada mereka. Kemelekatan merupakan sikap/cara pandang terhadap suatu objek yang biasanya diikuti dengan sikap berlebihan seperti ingin menggenggamnya terlau erat dan tidak ingin ada perubahan terhadap objek yang dimelekati tersebut. Tak mudah memang melepas kemelekatan, terutama pada hal hal duniawi yang fana ini, pun saya masih terus belajar melepas kemelekatan pada aneka rupa objek titipan Ilahi ini.

    Namun ijinkan saya melepas kemelekatan pada nama anak saya dengan membuat blog/website ini. Blog dengan nama saya sendiri, website dengan identitas diri saya sendiri tanpa embel embel nama anak atau suami. Dan inilah blog Ibu Atik Muttaqin 2.0, sebuah blog yang terinspirasi dari panggilan teman-teman di kantor saya dulu, "Butiq" singkatan dari Ibu Atik Muttaqin. Bukan lagi bundanisa.com tapi bybutiq.com. Harapannya blog ini tetap berada di tracknya, mempertahankan niche parenting dan life stylenya dengan nama yang berbeda namun dengan esensi yang sama dan mudah-mudahan lebih baik. Lebih baik kualitas tulisannya, lebih sering update tulisan, lebih baik trafficnya, lebih banyak kerjasama dengan sponsor dan menghasilkan pundi pundi rupiah yang membawa berkah, dan yang paling penting lebih membawa manfaat dan inspirasi untuk sesama aamiin.


Akhirnya selamat datang di bybutiq.com



Salam 


Ibu Atik Muttaqin (Butiq)

Post a Comment

0 Comments