Hola moms, memasuki bulan Desember itu rasanya kayak masuk ke bulan liburan ya moms?! Libur Natal yang berlanjut libur tahun baru biasa digunakan para perantau untuk liburan ke kota lain atau memilih buat mudik ke kampung halaman. Tak terkecuali saya dan keluarga yang alhamdulillah dapet cuti panjang. Kami sendiri memutuskan untuk pulang kampung dalam kondisi saya yang sedang hamil anak kedua. Alhamdulillah,,Horaaaaay…..
Kenapa pilih mudik dan ga ke Bali misalnya buat babymoon? Sebenernya pengen juga ke Denpasar silaturahim ke Saudara plus liburan, tapi paksu lebih pilih jenguk orang tua dan mengistirahatkan saya dari jalan jalan yg melelahkan (yg kedua ini alasan paksu aja sih karena aslinya berat di ongkos karena lagi bangun gubuk di jogja
Nah balik lagi ke topik pembahasan tentang ibu hamil dan naik pesawat. Sedari awal saya sudah cari cari info mengenai maksimal usia kandungan yang diperbolehkan naik pesawat dan segala pernak perniknya termasuk surat pengantar dari dokter kandungan. Pengennya mudik itu sekitar bulan Februari atau Maret karena HPL sekitar awal April. Tetapi suami udah keburu khawatir duluan kalau di bulan itu sibuk dinas luar dan akhirnya pihak airlines ga mau naikin saya karena ketuaan hamilnya. Ga mau juga kan kalau kena resiko adek bayi mbrojol di atas awan?!
Pada umumnya, terbang selagi hamil itu tidak masalah sih. Nyatanya si Raisa babymoon sampai India. Namun, untuk menghindari resiko yang berbahaya bagi kehamilan, ada beberapa hal yang wajib diketahui dan dipersiapkan sebelum bepergian atau sebelum booking tiket hingga saat cus berangkat ke india eh ke jogja maksudnya.
Sebenernya ga cuma ibu hamil yang bisa mengalami gangguan ringan dalam penerbangan, misalnya orang dengan penyakit asmapun juga sangat beresiko, apalagi yang punya riwayat sakit jantung, dll. Tapi Ibu hamil dianggap memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan ringan hingga risiko yang paling parah yaitu keguguran (Na’udzubillahi min dzalik).
Gangguan pada ibu hamil
Gangguan paling sering terjadi dapat berupa kram dan pembengkakan kaki atau mata kaki. Hal ini umumnya terjadi jika kita melakukan penerbangan panjang di atas 3-5 jam. Untungnya Makassar-Jogja hanya dua jam ya moms (tapi blom termasuk delay kalau pas ada delay ).
Gangguan yang lebih serius bisa berupa pembekuan darah atau dalam istilah kerennya disebut blood clots/thrombosis. Gejala blood clots sendiri ditunjukkan dengan bagian belakang kaki teprutama di bawah lutut yang mengalami pembengkakan, nyeri dan merah. Penyebab kedua gangguan tersebut adalah kurang lancarnya peredaran darah.
Cara pencegahan
Nah, ada 2 cara mencegah terjadinya kram hingga blood clots ini moms:
1. Kenakan compression stockings (flight socks) atau kaos kaki khusus untuk terbang yaitu sejenis stocking khusus untuk dipakai selama penerbangan. Stocking ini dapat dibeli di apotek. Kenakan mulai dari bangun pagi sebelum terbang sampai tiba di tujuan.
2. Tiap satu jam sekali, bangunlah dari kursi dan berjalan-jalan sedikit selama 4-5 menit. Stretching sederhana mulai dari menggerakkan leher, bahu hingga ujung kaki selama duduk juga dapat mengurangi risiko kram dan blood clots. Saya sendiri kalau bosan duduk, biasanya jalan jalan di kabin bak model papan atas. Ngalor ngidul ngetan ngulon, lalu mampir toilet untuk sekedar ngaca sebentar. Kalau saya bawa Nisa biasa nanti diajak ngobrol sama pramugari dan berbasa basi ketawa ketiwi sebentar lalu kembali duduk anggun di kursi.
Ibu hamil sangat dianjurkan berkonsultasi dengan dokter kandungan atau dokter langganannya sebelum booking tiket, terutama jika sebelumnya pernah menderita beberapa hal ini:
* Pendarahan
* Kencing manis (diabetes)
* Rasa mual berlebihan di pagi hari
* Pernah keguguran
* Pernah melahirkan terlalu dini
* Hipertensi/darah tinggi
Kapan waktu yang tepat untuk ibu hamil terbang?
Saat terbaik untuk terbang adalah saat usia kehamilan 14 hingga 27 minggu. Pada usia kehamilan 14 minggu, ibu hamil sudah melewati masa-masa mual dan sudah lebih kuat secara fisik. Meskipun hal ini tidak bisa menjadi patokan ya moms, karena saya sendiri sampai 21 minggu masih mual muntah.
Sebelum usia kandungan mencapai 14 minggu, sebaiknya ibu hamil tidak naik pesawat. Di usia awal kandungan, biasanya ibu hamil masih sering mengalami mual dan pusing, yang bisa menimbulkan gangguan lainnya jika dipaksakan. Selain itu, risiko keguguran juga lebih tinggi di usia awal kehamilan.
Nah, saat hamil tua atau usia kehamilan di atas 36 minggu, ibu hamil tidak lagi diperbolehkan untuk bepergian dengan pesawat terbang. Jika yang dikandung adalah kembar, maka batasnya menjadi 32 minggu. Di atas itu sebaiknya ibu hamil mencari moda transportasi lain atau duduk manis saja di rumah.
Saya sendiri terbang mudik di usia kehamilan 24 minggu dan membuat surat keterangan layak terbang dari dokter kandungan saya di Makassar dua hari sebelum mudik. Karena kalau kelamanaan bisa kadaluarsa juga surat keterangannya. Jadi buat bumil yang mau terbang sebaiknya minta surat keterangan layak terbangnya mepet mepet saja dengan waktu keberangkatan.
Tips terbang bagi ibu hamil
Berikut adalah tips-tips yang berguna bagi ibu hamil yang akan naik pesawat untuk liburan atau mudik yang bisa dilakukan jauh jauh hari sebelum berangkat:
* Cek info seputar rumah sakit atau pertolongan medis di tempat tujuan kita.
* Jika bepergian ke luar negri yang mengharuskan vaksinasi, pastikan vaksinasi tersebut aman untuk ibu hamil. Konsuktasikan vaksin yang harus diambil pada dokter kandungan kita.
Pada hari keberangkatan dan saat penerbangan:
* Tibalah di bandara jauh lebih awal agar Anda lebih santai ketika melalui proses check-in dan security. Terburu-buru di bandara dapat menimbulkan stress dan itu bukan awal yang baik untuk memulai penerbangan. Ga mau kan ya moms, kita grusah grusuh di bandara tus akhirnya lemes kecapekan.
* Beritahu petugas di counter check-in bandara tentang kehamilan kita, agar mereka dapat mempersiapkan kebutuhan kita sebaik mungkin saat berada di dalam pesawat.
* Jika mungkin, pilihlah tempat duduk di dekat gang/aisle agar Anda mudah keluar masuk saat ingin stretching, jalan jalan bak model di atas kabin atau ke toilet.
* Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman (tapi bukan daster ya), sepatu yang nyaman, dan compression stockings. Jangan pakai high heels ya moms, bisa keseleo dan jatuh nanti.
* Begitu sampai di pesawat, usahakan untuk ke toilet terlebih dahulu. Ini berguna jika ternyata pesawat delay take off namun penumpang sudah dilarang ke toilet.
* Kenakan seatbelt (sabuk pengaman) tepat di bawah perut agar perut tidak keplenet alias kepencet kenceng sama sabuknya.
* Perbanyak minum air dan juice.
* Hindari minuman yang menyebabkan dehidrasi seperti kopi dan teh, apalagi yang mengandung alkohol atau cafein.
* Saya sendiri suka membawa infuse water kurma
Ketentuan maskapai bagi penumpang hamil
Umumnya, saat usia kandungan berada di atas 28 minggu, maskapai akan meminta ibu hamil untuk menandatangani semacam Surat Pembebasan Tanggung Jawab dan menyertakan surat keterangan medis dari dokter kandungan yang menyatakan:
* Ibu dalam keadaan sehat
* Kehamilan dalam kondisi normal, tidak terdapat kelainan
* Jenis kehamilan: tunggal atau kembar
* Perkiraan tanggal melahirkan
Surat keterangan dokter ini biasanya harus diperoleh seminggu sebelum hari keberangkatan. Saya sendiri mendapat surat ini dua hari sebelum keberangkatan. Tapi Ketentuan tiap maskapai bisa berbeda-beda ya moms. Penumpang dianjurkan mengecek tiap ketentuan dari maskapai yang bersangkutan.
Berikut saya sertakan ketentuan pada beberapa maskapai penerbangan khusus untuk ibu hamil.
Ketentuan ibu hamil naik pesawat Lion Air, Wings Air, Malindo, Batik Air:
* Ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 28 minggu diwajibkan menyertakan surat keterangan medis yang menyatakan bahwa penumpang sehat secara medis untuk ikut dalam penerbangan.
* Penumpang juga diminta mengisi formulir pertanggungan risiko Form of Indemnity (FOI) yang membebaskan maskapai dari pertanggungjawaban terhadap hal-hal yang tidak diinginkan selama penerbangan.
Ketentuan ibu hamil naik pesawat Sriwijaya Air, NAM Air:
* Ibu hamil dengan usia kehamilan maksimal 32 minggu wajib menyertakan surat keterangan medis dari dokter dan juga mengisi surat pernyataan yang tersedia di bandara maupun kantor cabang Sriwijaya Air. Surat pernyataan ini membebaskan Sriwijaya dari pertanggungjawaban terhadap hal-hal yang tidak diinginkan selama penerbangan.
Ketentuan ibu hamil naik pesawat Garuda Indonesia:
* Untuk kehamilan pertama, ibu hamil diperbolehkan terbang hingga usia kehamilan mencapai 32 minggu. Penumpang diwajibkan mengisi Formulir Informasi Medis (MEDIF).
* Mulai dari kehamilan kedua, penumpang tidak diperbolehkan terbang jika kehamilan sudah pada usia 32 minggu.
Ketentuan ibu hamil naik pesawat Citilink:
* Untuk usia kehamilan hingga 27 minggu, penumpang diwajibkan menandatangani Pernyataan Pertanggungjawaban Terbatas pada saat check-in yang membebaskan Citilink dari pertanggungjawaban terhadap hal-hal yang tidak diinginkan selama penerbangan.
* Untuk usia kehamilan 28-34 minggu, penumpang diwajibkan menandatangani Pernyataan Pertanggungjawaban Terbatas dan menyertakan surat keterangan medis dari dokter. Tanggal yang tercantum di surat keterangan ini tidak boleh melebihi 30 hari sejak tanggal keberangkatan maupun kepulangan.
* Penumpang dengan usia kehamilan di atas 35 minggu tidak diizinkan terbang.
Ketentuan ibu hamil naik pesawat AirAsia:
* Untuk usia kehamilan hingga 27 minggu, penumpang diwajibkan menandatangani Pernyataan Pertanggungjawaban Terbatas pada saat check-in yang membebaskan AirAsia dari pertanggungjawaban terhadap hal-hal yang tidak diinginkan selama penerbangan.
* Untuk usia kehamilan 28-34 minggu, penumpang diwajibkan menandatangani Pernyataan Pertanggungjawaban Terbatas dan menyertakan surat keterangan medis dari dokter. Tanggal yang tercantum di surat keterangan ini tidak boleh melebihi 30 hari sejak tanggal keberangkatan maupun kepulangan.
* Penumpang dengan usia kehamilan di atas 35 minggu tidak diizinkan terbang.
Ketentuan ibu hamil naik pesawat Jetstar:
* Untuk usia kehamilan yang tidak bermasalah hingga 28 minggu, penumpang tidak perlu membawa dokumen medis apapun.
* Untuk kehamilan yang bermasalah atau mengalami komplikasi, penumpang diwajibkan menyertakan surat keterangan medis dari dokter. Formulir keterangan medis Jetstar dapat dilihat di sini.
* Untuk usia kehamilan di atas 28 minggu, penumpang diwajibkan menyertakan surat keterangan medis dari dokter tertanggal tidak lebih dari 10 hari sebelum keberangkatan.
Untuk penerbangan Jetstar kurang dari 4 jam: Kehamilan tunggal diizinkan hingga akhir minggu ke-40 masa kehamilan. Kehamilan kembar diizinkan hingga akhir minggu ke-36 masa kehamilan.
Untuk penerbangan Jetstar selama 4 jam atau lebih:
Kehamilan tunggal diizinkan hingga akhir minggu ke-36 masa kehamilan.
Kehamilan kembar diizinkan hingga akhir minggu ke-32 masa kehamilan.
Catatan: Khusus Jetstar Pacific (BL), usia kehamilan 36 minggu atau lebih dapat ditolak.
Karena saya naik citilink (karena kelewat promo garuda yg 700ribu), jadi saya fokus ke persyaratan yang berlaku di citilink aja. Di usia kehamilan saya yang kurang dari 27 minggu dan sebenernya hanya disuruh tandatangan surat pernyataan, untuk jaga jaga saya tetap minta surat keterangan dari dokter kandungan. Saat check in pun saya tetap diminta untuk menandatangani surat pernyataan.
Saat sudah berada di pesawat, saya banyak berdoa dan berdzikir agar perjalanan lancar dan sampai tujuan dengan selamat.
Mudah-mudahan bermanfaat ya moms tulisan campur campur antara curhat dan berbagi pengalaman ini. See you di tulisan lainnya. Happy Holiday
Sumber informasi:
Situs traveloka
Wawancara dengan kru Citilink
0 Comments