Mempersiapkan Biaya Sekolah Anak



Hai bund, banyak dari kita yang masih
 woles aja untuk dana pendidikan anak. Kayak orang tua saya dulu yang ga punya tabungan pendidikan. Hidup mengalir seperti air dengan pedoman insyaalloh nanti ada jalan-Nya. Tiap anak pasti udah dijamin rejekinya. 

Ga salah memang, tapi di jaman sekarang kok kayaknya tidak bisa begitu. Menurut harian Republika yang saya baca rata rata kenaikan biaya pendidikan di Indonesia mencapai 20 persen setiap tahunnya. Sedangkan biaya pendidikan di perguruan tinggi swasta naik hingga 40 persen.
Dengan prosentasenya seperti itu, kami merasa penting sekali mempersiapkan tabungan pendidikan untuk anak anak di masa depan sebagai bagian dari ikhtiar kami. 

Tahun ini anak kamu yang sulung masuk SD. Kami sih santai santai saja karena merasa bahwa tahun ajaran baru akan dimulai tahun depan. Ternyata bulan Oktober kemarin di TK kak Nisa anak saya, sudah diumumkan bahwa pendaftaran SD gelombang pertama sudah dibuka dan pendaftaran paling lambat awal November kemarin. Kami baca baca brosurnya dan ternyata kalau diterima sekolah di tempat yang kami tuju, pendaftaran ulangnya adalah akhir bulan November ini di mana kami harus membayar lunas beberapa tagihan sekolah yang bahkan baru dimulai tahun depan.

Persiapan mendaftar sekolah
Saya pun masih sibuk dengan menyiapkan bekal kak Nisa memasuki jenjang SD. Belajar membaca satu sampai dua suku kata, menulis dan menghitung angka 1 sampai 10 hingga membacakan cerita dan dongeng untuk memperkaya pengetahuannya. 

Hingga tiba hari observasi calon siswa dan wawancara para guru. Kak Nisa diajak oleh salah satu Ustadzah untuk bermain sambil sesekali disuruh membaca kosakata sederhana. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. 

Giliran kami orangtuanya diwawancarai oleh salah satu guru di sana. Pertanyaan seputar kelebihan anak, kekurangannya, hobi, siapa yang terlibat dalam pengasuhan sehari hari hingga kesiapan kami dalam aspek ekonomi. Hal terakhir ini penting ditanyakan karena berkenaan dengan kesanggupan Orang tua dan komitmen kami untuk mendukung pendidikan anak baik secara moral maupun material. 

Sesudah observasi dan wawancara kami pulang dan menunggu pengumuman tanggal 19 November kemarin. Alhamdulillah kak Nisa diterima sebagai siswa baru. Kami orang tuanya tinggal memikirkan biayanya. Tanggal 30 November adalah deadline pembayaran, jika tidak melakukan pembayaran maka kak Nisa anak kami akan dinyatakan mengundurkan diri.

Biaya sekolah SD yang diluar dugaan
Sejujurnya kami pun kaget dengan biaya sekolah SD sekarang. Memang di beberapa SD negeri gratis, tapi kami memilih sekolah swasta karena beberapa pertimbangan diantaranya lingkungan pergaulan anak yang kami lihat lebih kondusif di sekolah dasar Islam terpadu, tempat anak kami mendaftar sekolah. Tidak terlalu di kota tapi juga tidak terlalu di desa. Kami berharap di sekolah ini meskipun menurut ukuran kami cukup menguras biaya, tapi mudah-mudahan sebanding dengan ilmu, pertemanan dan pengalaman yang akan didapat anak.

Mengingat biaya kuliah kami yang dulu terhitung murah, kami pun cukup terbelalak melihat angka di form pendaftaran sekolah dasar kemarin. “Lha dulu aja biaya masuk kuliahku aja ga nyampe segini” celetuk suami. “Lha dulu mama kuliah malah ga bayar, full beasiswa,” kata saya. Kamipun saling memandang dan tertawa terbahak bahak bersama dan diakhiri dengan menghela nafas panjang tentunya.

“Waduh gimana ini yah?” tanya saya ringan. “Mau tetap diterusin daftar di sini apa cari sekolah lain yg lebih murah?” Lanjut saya realistis.
“Yuk ngopi aja di Cafe biasa, kita obrolin disana” ajak suami saya sambil berlalu meninggalkan gedung sekolah. Cuus kita ke cafe langganan sebentar untuk memesan dua kopi pahit sembari membicarakan tagihan biaya sekolah kak Nisa yang tak sedikit. Rasa pahitnya kopi terasa semakin pekat ketika kami memandangi jumlah tagihan yang harus dibayar saat daftar ulang nanti.

Saatnya membuka tabungan
Perlahan suami menyeruput kopi sambil menyuruh saya mengecek tabungan. Alhamdulillah saya punya tabungan pendidikan di Jenius. Cuma memang belum saatnya diambil karena kami rencana membuka tabungan itu tahun depan saat menjelang tahun ajaran baru. Ternyata tak disangka dan dinyana kami harus membayar sekolah Kak Nisa di akhir bulan November tahun ini.

Saya buka tabungan Dream Saver saya. Tercatat di sana bulan Juni kami baru akan mengambil dana pendidikan kami sesuai jumlah yang kami tetapkan dan sesuai dengan jadwal tahun ajaran baru. Tapi karena kami harus bayar uang masuk sekolah anak kami di akhir bulan November, jadi kami ambil semua tabungannya bulan November ini.


Untungnya kita bisa ambil tabungan Dream Saver untuk tujuan pendidikan ini tanpa kena biaya penalti. Kami ambil semuanya dan kami bisa menarik seluruh uang tanpa saldo mengendap. Di Jenius, seluruh uang dan bunga yang sudah terkumpul akan langsung dikembalikan ke Saldo Aktif tanpa potongan sepeser pun. Lega sekali bisa ambil tabungan pendidikan ini di saat yang mendesak seperti ini. Top banget deh nabung di Jenius!🥰🥰 Semua proses membuat, mengelola, dan menarik uang di Dream Saver bisa kita lakukan sendiri dari aplikasi Jenius. Praktis banget kan bund cocok untuk kaum repot kayak kita kita ini.

Dari awal saya tidak takut membuka tabungan di Jenius karena sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Ga asal daftar tentunya karena saya mengumpulkan informasi terlebih dahulu tentang Jenius ini.

Nah, Akhir-akhir ini kan banyak berita bahwa di Jenius datanya bocor lah atau uangnya hilang. Tetapi Alhamdulillah saya sebagai pengguna Jenius merasa aman aman saja karena Jenius punya sistem keamanan berlapis. Ada 3 lapis keamanan yang diterapkan oleh Jenius pertama dengan Kode OTP, dengan e-mail dan ketiga dengan Password yang membuat transaksi kita lebih aman. Saat registrasi pun saya harus verifikasi data dengan tatap muka baik secara offline maupun online. Aplikasi Jenius juga hanya saya yang bisa membuka dengan fitur face id. 

Dalam membuat password kita harus menggunakan kombinasi angka, huruf kapital, huruf kecil, dan simbol. Ga bisa asal bikin password, harus benar benar dipastikan bahwa password kita unik dan kuat. Jadi merasa aman banget deh bertransaksi di Jenius ini. Saat registrasi juga ditekankan bahwa aplikasi dan tabungan Jenius ini hanya bisa digunakan oleh kita sendiri dan ga bisa dipindahtangankan. Dilarang keras memberikan kode OTP, PIN atau data rahasia lainnya bahkan sama petugas Jenius sekalipun. Begitu aktif kita bisa langsung isi saldonya, dan mengajukan permintaan kartu debit untuk berbagai transaksi. 

Alhamdulillah saya merasa memang seaman itu Jenius. Istilahnya kalau mau jaga harta orang kan memang harus berlapis pengamannya. Itulah kenapa kita harus memenuhi beberapa langkah berlapis bahkan sejak registrasi agar terjamin keamanan kita dalam bertransaksi.

Tapi apapun itu saya tetap suka dengan aplikasi jenius ini. Kenapa? Pertama karena keamanannya tadi dan yang kedua karena bisa narik tabungan berjangka di Dream Saver Jenius di saat saat mendesak seperti sekarang ini. Alhamdulillah uang sekolah bisa dibayarkan dan hati pun tenang karena nabung aman di Jenius.

Post a Comment

0 Comments